Sabtu, 14 September 2013

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN HUTAN SEBAGAI PENCEGAH PEMANASAN GLOBAL



1.     Dampak Pemanasan Global
Timbulnya isu pemanasan global, karena dampaknya yang sangat besar, dan seandainya hal tersebut betul terjadi, akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut, yang secara langsung baik cepat atau lambat akan menimbulkan dampak-dampak turunannya.

a. Perubahan iklim
Para pakar lingkungan sependapat bahwa pemanasan global akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim sedunia. Karena kenaikan suhu udara di permukaan bumi, maka laju penguapan air akan meningkat, dengan demikian jumlah awan dan hujan secara umum akan meningkat, dan menyebabkan distribusi curah hujan secara regional akan berubah. Di suatu daerah tertentu jumlah hujannya naik, akan tetapi di beberapa tempat lainnya akan mengalami penurunan.
Di Asia Tenggara, curah hujan akan bertambah, sedangkan di wilayah Indonesia bagi daerah-daerah yang memiliki curah hujan tinggi, penambahan curah hujan akan menimbulkan bahaya banjir dan meningkatnya erosi. Sedangkan kenaikan suhu udara karena pemanasan global akan mempersulit masalah kekurangan air (defisit air) di daerah tertentu.

b. Kenaikan Permukaan Laut
Beberapa pendapat juga masih mempersoalkan ketidakpastian yang besar sebagai akibat dari pemanasan global. Walau di beberapa tempat secara nyata telah dirasakan akibat-akibatnya. Suatu prediksi para pakar lingkungan, permukaan air laut akan naik setinggi satu meter sejak tahun 2045, dan akan terlihat efektif pada tahun 2060. Kenaikan air laut diduga disebabkan oleh beberapa hal antara lain ;
(a) Adanya kenaikan suhu air laut, hingga menyebabkan pemuaian di atas permukaan dan menyebabkan volumenya bertambah.
(b) Melehnya es abadi di benua Antartika, dan pengunungan-pegunungan tinggi.
(c) Kenaikan air laut juga disebabkan turunnya permukaan tanah sebagai akibat dari proses geologi.

Sebagai akibat kenaikan permukaan air laut, menyebabkan (a) terendamnya daerah-daerah genangan (rawa), seperti di daerah pasang surut Pulau Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan dan Irian Jaya bagian Barat. (b) meningkat dan meluasnya intrusi air laut yang menyusur melalui badan-badan sungai pada saat musim kemarau.

Suatu pendapat para pakar lingkungan bahwa peranan fungsi jasa biologis, ekologis dan hidrologis komunitas vegetasi hutan dinilai mampu dalam mengendalikan degradasi lingkungan yang erat kaitannya dengan pemanasan global. Atas dasar itulah dalam paparan ini juga akan diungkap fenomen pelestarian hutan. Adapun keterkaitan dengan makna pemberdayaan masyarakat dalam kaitannya dengan pelestarian hutan. Dimaksudkan untuk memacu keperduliannya untuk ikut berkiprah dalam pelestarian lingkungan melalui pembudidayaan hutan. Karena hutan merupakan sumber oksigen yang sangat esensial dibutuhkan oleh setiap insan manusia, dan atau kehidupan lainnya.

2.     Upaya Penanganan Terhadap Penyebab Pemanasan Global
Apabila benar kenaikan kadar gas rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global, maka fenomena yang terjadi tidak dapat dihindari lagi, akan tetapi harus diatasi serta ditangani seraca cermat berkelanjutan. Oleh karena itu usaha pertama yang harus ditempuh adalah dengan mengurangi emisi karbon ke atmosfer. Dengan demikian upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain;
(a)   Menaikkan efesiensi penggunaan energi bahan bakar fosil.
Melalui kesadaran untuk efesiensi dalam penggunaan bahan bakar fosil, nampaknya merupakan alternatif yang dinilai positif. Kesadaran tersebut mulai muncul dengan perancangan pemanfaatan energi surya sebagai sumber penerangan dan atau kini sedang diuji pemanfaatanya untuk kepentingan otomotif.

(b)   Mengikat dan mendaur ulang C02.
Secara umum telah diketahui bahwa secara alamiah dalam kaitannya dengan CO2 terdapat dua proses yang berlawanan; yaitu proses fotosintesis dan pernafasan. Dalam proses fotosistensis hanya dapat dilakukan oleh hijau daun; dimana CO2 diolah menjadi gula dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energinya. Sedangkan hasil samping yang diperoleh adalah O2 (oksigen). Selanjutnya gula dimanfaatkan untuk membentuk bagian dari tubuh tumbuhan (batang, akar dan daun), dengan demikian semakin banyak biomassa hijau, berarti pula semakin banyak CO2 yang diikat (diserap), demikian halnya dengan oksigen yang diproduksi.

(c)    Pengendalian pemanfaatan hutan secara tidak terkontrol.
Penebangan hutan yang tidak terkontrol, perladangan berpindah dan aktifitas perhutanan lainnya. Penebangan hutan selain mengurangi jumlah biomassa yang berfungsi sebagai pengikat CO2 namun demikian akan dinilai wajar apabila terciptanya keseimbangan antara biomassa yang diproduksi dengan biomassa yang dibangun.

(d)   Peningkatan reboisasi dan penghijauan.
Dalam kenyataanya bahwa kegiatan reboisasi dan atau penghijauan juga sering memanfaatkan pendekatan melalui pembakaran hutan. Cara-cara pembangkaran yang menimbulkan polusi udara, nampaknya sudah mulai tidak lagi dilakukan. Dengan reboisasi dan penghijauan, selain memberikan manfaat terhadap pengendalian efek rumah kaca, juga bermanfaat dalam hal pemulihan dan peningkatan produktifitas lahan.

3.     Beberapa Aspek Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan
Masyarakat baik di pedesaan dan atau diperkotaan dan peralihannya, pada hakekatnya cenderung mendambakan atas kenyamanan lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu masyarakat juga berkepentingan terhadap sumber-sumber kenyamanannya yang berarti pula masyarakat tergolong salah satu stake holder. Yang harus bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan untuk ikut serta bertanggung-jawab terhadap upaya-upaya pengendalian pemanasan global.

Di lingkungan perkotaan, kenyamanan nampaknya kini menjadi persyaratan mutlak yang harus dipenuhi, terlebih lagi di kawasan-kawasan permukiman, dimana keteduan, keredupan dan kesan pandang menjadi indaman bagi para huniannya. Dalam kaitannya dengan pelestarian hutan dan atau kawasan hijau di wilayah perkotaan, yang dinilai mampu sebagai pengendali dan pencegah terhadap pemanasan global, tampaknya partisipatif masyarakat perlu digalang dan dipacu untuk ikut serta dalam pelestariannya dalam pada itu aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Aspek kesadaran pentingnya hutan (kawasan hijau) sebagai salah satu penyangga kenyamanan lingkungan hidup;
2.       Aspek peningkatan pengetahuan masyarakat dalam kaitannya dengan multiguna peranan fungsi hutan (kawasan hijau);
3.       Aspek ekonomi, memberikan informasi dan peluang untuk bekerja dan berusaha pada sektor perhutanan;
4.      Aspek sosial, dimana hutan merupakan bagian hidup bagi masyarakat, karena produk oksigen dari pepohonan hutan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap insane kehidupan;
5.      Aspek pengaman, dimana hutan (kawasan hijau) merupakan kawasan penyangga baik terhadap kesuburan tanah, air dan kehidupan satwa liar.