1. Dampak
Pemanasan Global
Timbulnya
isu pemanasan global, karena dampaknya yang sangat besar, dan seandainya hal
tersebut betul terjadi, akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan
kenaikan permukaan air laut, yang secara langsung baik cepat atau lambat akan
menimbulkan dampak-dampak turunannya.
a.
Perubahan iklim
Para
pakar lingkungan sependapat bahwa pemanasan global akan menyebabkan terjadinya
perubahan iklim sedunia. Karena kenaikan suhu udara di permukaan bumi, maka laju
penguapan air akan meningkat, dengan demikian jumlah awan dan hujan secara umum
akan meningkat, dan menyebabkan distribusi curah hujan secara regional akan
berubah. Di suatu daerah tertentu jumlah hujannya naik, akan tetapi di beberapa
tempat lainnya akan mengalami penurunan.
Di
Asia Tenggara, curah hujan akan bertambah, sedangkan di wilayah Indonesia bagi daerah-daerah
yang memiliki curah hujan tinggi, penambahan curah hujan akan menimbulkan bahaya
banjir dan meningkatnya erosi. Sedangkan kenaikan suhu udara karena pemanasan global
akan mempersulit masalah kekurangan air (defisit air) di daerah tertentu.
b.
Kenaikan Permukaan Laut
Beberapa
pendapat juga masih mempersoalkan ketidakpastian yang besar sebagai akibat dari
pemanasan global. Walau di beberapa tempat secara nyata telah dirasakan akibat-akibatnya.
Suatu prediksi para pakar lingkungan, permukaan air laut akan naik setinggi satu
meter sejak tahun 2045, dan akan terlihat efektif pada tahun 2060. Kenaikan air
laut diduga disebabkan oleh beberapa hal antara lain ;
(a)
Adanya kenaikan suhu air laut, hingga menyebabkan pemuaian di atas permukaan dan
menyebabkan volumenya bertambah.
(b)
Melehnya es abadi di benua Antartika, dan pengunungan-pegunungan tinggi.
(c)
Kenaikan air laut juga disebabkan turunnya permukaan tanah sebagai akibat dari
proses geologi.
Sebagai
akibat kenaikan permukaan air laut, menyebabkan (a) terendamnya daerah-daerah genangan
(rawa), seperti di daerah pasang surut Pulau Sumatera bagian Timur, Kalimantan
bagian Selatan dan Irian Jaya bagian Barat. (b) meningkat dan meluasnya intrusi
air laut yang menyusur melalui badan-badan sungai pada saat musim kemarau.
Suatu
pendapat para pakar lingkungan bahwa peranan fungsi jasa biologis, ekologis dan
hidrologis komunitas vegetasi hutan dinilai mampu dalam mengendalikan degradasi
lingkungan yang erat kaitannya dengan pemanasan global. Atas dasar itulah dalam
paparan ini juga akan diungkap fenomen pelestarian hutan. Adapun keterkaitan
dengan makna pemberdayaan masyarakat dalam kaitannya dengan pelestarian hutan. Dimaksudkan
untuk memacu keperduliannya untuk ikut berkiprah dalam pelestarian lingkungan
melalui pembudidayaan hutan. Karena hutan merupakan sumber oksigen yang sangat esensial dibutuhkan oleh setiap
insan manusia, dan atau kehidupan lainnya.
2. Upaya
Penanganan Terhadap Penyebab Pemanasan Global
Apabila
benar kenaikan kadar gas rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global, maka fenomena
yang terjadi tidak dapat dihindari lagi,
akan tetapi harus diatasi serta
ditangani seraca cermat berkelanjutan.
Oleh karena itu usaha pertama yang harus ditempuh adalah dengan mengurangi
emisi karbon ke atmosfer. Dengan demikian upaya-upaya yang dapat dilakukan
antara lain;
(a)
Menaikkan
efesiensi penggunaan energi bahan bakar fosil.
Melalui kesadaran untuk efesiensi dalam
penggunaan bahan bakar fosil, nampaknya merupakan alternatif yang dinilai
positif. Kesadaran tersebut mulai muncul dengan perancangan pemanfaatan energi
surya sebagai sumber penerangan dan atau kini sedang diuji pemanfaatanya untuk
kepentingan otomotif.
(b)
Mengikat
dan mendaur ulang C02.
Secara umum telah diketahui bahwa secara
alamiah dalam kaitannya dengan CO2 terdapat
dua proses yang berlawanan; yaitu proses fotosintesis dan pernafasan. Dalam proses
fotosistensis hanya dapat dilakukan oleh hijau daun; dimana CO2 diolah menjadi
gula dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energinya. Sedangkan hasil
samping yang diperoleh adalah O2 (oksigen). Selanjutnya gula dimanfaatkan untuk
membentuk bagian dari tubuh tumbuhan (batang, akar dan daun), dengan demikian
semakin banyak biomassa hijau, berarti pula semakin banyak CO2 yang diikat
(diserap), demikian halnya dengan oksigen yang diproduksi.
(c)
Pengendalian
pemanfaatan hutan secara tidak terkontrol.
Penebangan hutan yang tidak terkontrol,
perladangan berpindah dan aktifitas perhutanan lainnya. Penebangan hutan selain
mengurangi jumlah biomassa yang berfungsi sebagai pengikat CO2
namun
demikian akan dinilai wajar apabila terciptanya keseimbangan antara biomassa
yang diproduksi dengan biomassa yang dibangun.
(d)
Peningkatan
reboisasi dan penghijauan.
Dalam kenyataanya bahwa kegiatan
reboisasi dan atau penghijauan juga sering memanfaatkan pendekatan melalui
pembakaran hutan. Cara-cara pembangkaran yang menimbulkan polusi udara,
nampaknya sudah mulai tidak lagi dilakukan. Dengan reboisasi dan penghijauan,
selain memberikan manfaat terhadap pengendalian efek rumah kaca, juga
bermanfaat dalam hal pemulihan dan peningkatan produktifitas lahan.
3. Beberapa
Aspek Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan
Masyarakat
baik di pedesaan dan atau diperkotaan dan peralihannya, pada hakekatnya
cenderung mendambakan atas kenyamanan lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu masyarakat
juga berkepentingan terhadap sumber-sumber kenyamanannya yang berarti pula masyarakat
tergolong salah satu stake holder. Yang
harus bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan untuk ikut serta
bertanggung-jawab terhadap upaya-upaya pengendalian pemanasan global.
Di
lingkungan perkotaan, kenyamanan nampaknya kini menjadi persyaratan mutlak yang
harus dipenuhi, terlebih lagi di kawasan-kawasan permukiman, dimana keteduan, keredupan
dan kesan pandang menjadi indaman bagi para huniannya. Dalam kaitannya dengan
pelestarian hutan dan atau kawasan hijau di wilayah perkotaan, yang dinilai
mampu sebagai pengendali dan pencegah terhadap pemanasan global, tampaknya
partisipatif masyarakat perlu digalang dan dipacu untuk ikut serta dalam pelestariannya
dalam pada itu aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Aspek
kesadaran pentingnya hutan (kawasan hijau) sebagai salah satu penyangga
kenyamanan lingkungan hidup;
2. Aspek peningkatan pengetahuan masyarakat dalam
kaitannya dengan multiguna peranan fungsi hutan (kawasan hijau);
3. Aspek ekonomi, memberikan informasi dan
peluang untuk bekerja dan berusaha pada sektor perhutanan;
4. Aspek
sosial, dimana hutan merupakan bagian hidup bagi masyarakat, karena produk oksigen
dari pepohonan hutan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap insane kehidupan;
5. Aspek
pengaman, dimana hutan (kawasan hijau) merupakan kawasan penyangga baik terhadap
kesuburan tanah, air dan kehidupan satwa liar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar